Alasan Saya Bersekolah di SMP Labschool Jakarta
Mengapa Saya Memilih Bersekolah di SMP Labschool Jakarta
Salam kenal, namaku Rayya Malaeka
Brilliantina, bisa dipanggil Rayya, dan aku dari sekolah SD Islam Al Azhar 13
Rawamangun.
Ada banyak alasan mengapa saya
memilih SMP Labschool Jakarta sebagai SMP-ku, tapi jika ditanya alasan
utamanya, saya pasti akan menjawab bahwa aku memilih SMP ini agar bisa mendapat
banyak pengalaman yang baru.
Banyak orang, keluarga maupun guru,
menyarankan saya untuk lanjut bersekolah di SMP Islam Al Azhar, dan semua saran
itu saya dengarkan, tapi pengalamanku akan tetap sama jika lanjut di sekolah
tersebut. Oleh karena itu saya memutuskan secara final bahwa saya ingin
bersekolah di SMP Labschool Jakarta, dan sejauh ini, keputusan tersebut telah
memberiku banyak pengalaman-pengalaman baru yang seru dan menyenangkan, dan
sepertinya akan terus berlanjut seperti itu.
Alasan yang lain adalah sejarah
keluargaku di sekolah ini. Paman-paman, tante-tante dan saudara-saudaraku telah
bersekolah disini, dan alhamdulillah, mereka telah tumbuh menjadi orang-orang
yang sukses di banyak bidang. Sebelum saya sendiri, anggota keluargaku yang terakhir
bersekolah disini adalah kakak sepupuku, yang datang ke SMP Labschool Jakarta
dari SD yang sama denganku atas keinginan sendiri.
“Labschool itu sekolah yang enak,” Tukasnya
padaku usai pulang sekolah pada suatu sore hari, matanya tak lepas dari cermin
yang ia gunakan sambil ia mengutak-utik rambut hitamnya. “Kalau mau masukan,
boleh juga kamu SMP-nya disana. Ada banyak pelajaran dan aktivitas yang baru
dan gak ada di Al Azhar. Kelihatannya banyak dan lumayan merepotkan, tapi pada
akhirnya nanti bakal berguna banget.”
Selain itu, tentu ada juga pendapat
kedua orangtuaku. Ada ayahku, seorang perantau atas kehendak sendiri dari
Sumatera, yang ingin anaknya mendapatkan banyaknya pengalaman seperti ia
sendiri dulu – termasuk berpindah sekolah. Sejak dulu, ia selalu ingin saya
untuk memperluas wawasan saya, dan kita berdua setuju bahwa berpindah sekolah
adalah salah satu cara terbaik untuk melakukan itu.
“Walaupun dengan pindah sekolah kamu
akan meninggalkan guru-gurumu dan teman-temanmu yang lama, kamu juga akan
bertemu dengan guru-guru dan teman-teman yang baru – siapa tahu yang lebih
seru,” Ujar ayahku dengan senyuman khasnya yang iseng. “Lagian kamu bisa aja
pergi ‘jenguk’ sekolahmu yang lama. Mungkin mereka kangen juga sama murid
lamanya.”
Ada juga ibuku yang telah tinggal
bersama kakekku, nenekku dan tante-tanteku di Jakarta seumur hidupnya. Ia telah
bersekolah di sekolah yang sama dan berteman dengan orang-orang yang sama sampai
lulus SMA, dan berkali-kali ia bercerita tentang susahnya beradaptasi di
lingkungan baru Bandung, tempat kuliahnya, karena itu.
“Sekolah yang baru. Pelajaran yang
baru. Orang-orang baru. Bahkan sebuah bahasa yang baru! Ibu sangat kewalahan
saat pertama sampai disini,” Ceritanya suatu pagi hari saat kita sedang
berlibur di Paris van Java sekitar setahun lalu. “Ibu tidak mau kamu mengalami
kesusahan yang sama dengan Ibu saat sampai di lingkungan baru. Jika kamu
diterima di Labschool, kamu bisa mulai belajar beradaptasi.”
Dan Ibulah yang tahu pertama kali
bahwa saya diterima di Labschool – dan juga melewati jalur Prestasi Akademis.
Takkan kulupakan kesenangan dan rasa syukurku dan orangtuaku pada hari pengumuman
itu.
Jadi, sejak hari saya melaksanakan
psikotes sampai hari-hari pembelajaran seperti biasa, pengalamanku menambah
banyak sekali, dan Insya Allah dukungan kedua orangtuaku akan terus menemaniku
di perjalanan pendidikanku di sekolah SMP Labschool Jakarta.
Komentar
Posting Komentar